Belajar “Kesadaran” untuk menggapai kebahagiaan

Sangat bersyukur sekali bisa menyarankan Happiness Officer Beon Intermedia mengikuti Program Goldenspace karena darisana dia dapat bertemu Kak Bagia – Operational Manager Goldenspace Indonesia sehingga Event “Beon Forum” dapat terlaksanakan dengan baik dan semoga mencapai tujuan event melalui membantu teman-teman mencari purpose dan melalukan yang telah lalu.

Tugas Happiness Officer untuk membuat positive workspace yang positive bukanlah hal yang mudah, Kak Bagia berpesan.. “Sebelum membahagiakan orang lain / membantu orang lain, maka bahagiakan dan bantulah dirimu sendiri”.

Lalu bagaimana caranya Bahagia ?

Saat di perjalan menuju kantor dan mengantar ke hotel. Banyak diskusi yang kami lakukan. Salah satunya saya “sharing” apa yang saya temukan/pelajari saat membaca journal dan buku2 terkait “Well Being” yang saya tuangkan dalam mindmap awal tahun.

Kak bagia pertama menyarankan saya untuk membaca buku “Search Inside Yourself” penulisnya adalah CHO – Chief Happiness Officer Google Chang Men Tan. Beliau mengapresiasi di PT beon Intermedia sudah menerapakan Happiness Officer di perusahaan karena menginisiasi hal baik.

Lanjut ke point utama : Kak bagia mengiyakan bahwa faktor di mapping sama-sama menjadi pembangun kebahagian dan beliau memberikan pengalaman hidupnya sebelum menjadi saat ini. Hal yang paling basic yang menurut kak bagia perlu dilalui adalah Kesadaran – Conciuosness. Sadar bahwa kita berada di level mana. Sadar apa kelebihan dan kekurangan kita. Sadar bahwa setiap yang terjadi saat ini adalah salah satu efek dari keputusan masa lalu kita dan Sadar juga ada bagian dari hidup yang memang sudah dituliskan oleh yang kuasa.

Setelah mendengarkan penjelasannya terkait kesadaran, saya lalu menimpali . Kak, apakah proses itu sama dengan tahap2 belajar?

Image result for conscious incompetence

Beliau mengiyakan. Beliau melanjutkan bahwa belajar dari Meditasi. Karena dari meditasi, kita akan sadar minimal sadar bahwa kita perlu bernafas, badan kita mana yang sakit, sadar kita punya masalah yang harus diselesaikan, dan banyak lainnya.

Lalu rasa penasaran saya muncul berkaitan dengan Meditasi. Tentang apakah meditasi itu perlu menutup mata? Apakah berkaitan dengan agama tertentu? Karena banyak yang presepsi, meditasi adalah cara ibadah suatu agama tertentu.

Beliau menjawab, salah satu hal tantangan dahulu membuka Goldenspace di Indonesia adalah banyak yang berpresepsi meditasi hanya khusus agama tertentu. Maka salah satu tujuan Goldenspace adalah mengedukasi bahwasanya meditasi adalah suatu proses, bukan milik agama tertentu.

Jika di islam, kita diajarkan sholat yang khusu’, hal itu adalah salah satu cara meditasi. Di Kristen dengan cara saat teduh, Di hindu/budha dengan bertapa. Dkk.. Semua subtansinya adalah merenungkan dan terkoneksi dengan yang Kuasa, diri sendiri dan alam sekitar.

Meditasi dengan memejamkan mata adalah paling basic. Jika kita sudah berlatih maka dengan mata terbuka atau berjalan kitapun bisa bermeditasi. Seperti menanam tanaman/merawat hewan.

Setelah beberapa kali melakukan meditasi dengan cara saya.

Hal yang paling saya sadari dan yang dulu saya banggakan namun keliru adalah tidak pernah merasa sakit namun sekalinya sakit langsung masuk UGD/Opname. Hal tersebut merupakan tanda bahwa saya tidak sadar dengan kondisi badan saya sehingga sakit saya tahan hingga dititik saya tidak tahan.

Saya sadar saat saya benci sekali dengan seseorang, ternyata yang saya tidak sukai bukanlah orang itu namun saya benci dengan diri saya yag tidak bisa membantu orang tersebut.

Saya sadar jika saat terganggu dengan omongan orang merupakan pertanda jika saya sedang dalam level tidak percaya dengan diri saya.

 

Setelah saya sadar di level mana saya berada, tinggal proses perbaikan yang bisa saya lakukan dan meyakini bahwa kekuatan yang Kuasa juga berperan.

Harapan saya saat ini, Semoga teman-teman mendapatkan pengalaman pembentukan diri yang bermanfaat untuk dirinya sehingga bisa membawa manfaat ke orang lain dengan efektif karena kita sudah selesai dengan diri kita sendiri.

 

5 Comments

  1. on 19 December 2018 at 06:56

    betapa pentingnya sebuah “MINDFULLNESS” hehehehe 🙂

  2. Ranggi Ramadhan Ranggi Ramadhan on 17 December 2018 at 08:28

    Terimakasih atas share pemikirannya kak 😀

  3. Sonia Cynthia Elchitian Sonia Cynthia Elchitian on 16 December 2018 at 20:41

    “Saya sadar saat saya benci sekali dengan seseorang, ternyata yang saya tidak sukai bukanlah orang itu namun saya benci dengan diri saya yag tidak bisa membantu orang tersebut.”
    Kalimat itu kalau dipikir2 bener bgt mbak put? terimakasih atas pencerahannya.

  4. Syahrul Munir Syahrul Munir on 6 December 2018 at 08:43

    Penyadaran penuh adalah koentji.. “MINDFULNESS” 🙂

  5. Hendry Yoga Priyanto Hendry Yoga Priyanto on 4 December 2018 at 10:50

    wow.. mantap kak.. aku mau dong dijelaskan terkait mind map yang dibuat itu

Leave a Comment

You must be logged in to post a comment.