Berdamai dengan Diri Sendiri

Hahahahahahahahaha.

Hola! Semangat pagi Beonic. Mohon maaf, saya malah ketawa dulu sebelum menyapa kalian. Entah kenapa, semesta akhir akhir ini sedang baik dengan saya. Akhir akhir ini tuhan sedang ngadain ujian akhir tahun secara dadakan dan besar besaran. Jadi, tepat sejak bulan oktober lalu, saya seakan akan diajak mikir. Mikir.

Apa sih alasan saya ada sekarang?

Apa sih tujuan saya ada disini?

Ngapain saya cari duit?

Semua itu dipertanyakan serentak ke saya. Tak ada habisnya, setiap kali terdiam, dia muncul. Ada yang tidak beres sepertinya, ada yang perlu diselesaikan. Tak hanya ajuan pertanyaan. Rupanya semesta juga sedang menguji batin saya. Akhir akhir ini batin diajak guyon terus rupanya, namun di satu sisi. Gejolak penyakit batin ini memaksa saya harus mencari tahu penyebabnya dengan cepat. tak banyak waktu. Entahlah.

Sampai puncaknya pada tanggal 17 November 2018 kemarin, HR Angles mengadakan acara Sharing session dengan speaker Mas Bagia. Seorang praktisi meditasi dan mental healing dari The Golden Space Indonesia. Sudah sempat dikasih spoiler sih sama Mbak Yoland, dimana orang ini yang dulunya ngajarin beliau (Mbak Yoland) meditasi waktu seminar di Bali. Jujur saya sangat antusias, karena saya rasa kedatangan mas Bagia ini juga termasuk kedalam Rundown Ujian saya dari Semesta.

Disesi awal sesi. Mas Bagia mengarahkan kita untuk menarik nafas secara perlahan dan rileks. Kita diajak untuk merasakan setiap nafas yang sudah bekerja untuk kita. Bahkan tanpa kita ingat setiap harinya. Dari pagi sampai malam, kita tak pernah memperhatikannya. Hingga kita tinnggal tidur, pun dia tetap bekerja untuk kita tanpa henti. Dari sesi pertama saja saya sudah langsung masuk jauh kedalam dan sadar bahwa saya memang selama ini kurang mengapresiasi diri sendiri. Terlalu lama bergantung pada orang lain, dan mencari kebahagiaan diluar. Tanpa pernah berhenti sekejap dan merasakan bahwa bahagia itu ada di dirimu sendiri. pernah merasa demikian? ๐Ÿ™‚

Selanjutnya, kita diajak untuk bertemu dengan masa kecil kita. Disini saya bertemu dengan masa kecil saya yang cengeng. Masa kecil saya yang haus akan kasih sayang, haus akan perhatian. Daya saing tinggi, dan Takut akan kesendirian. Ya, dulu waktu kecil saya selalu dididik dengan cara dibandingkan dengan kakak saya, kakak saya meraih prestasi A, alhasil saya harus lebih darinya. Dan karena saya anak terakhir, tak dipungkiri bahwa saya lebih kekanak kanakan, manja, haus akan kasih sayang dan perhatian, apalagi takut kesendirian. He he he.

Hal yang paling saya takuti dari dulu adalah ditinggal orang tua saya pergi jauh dan tidak balik lagi. Dan ternyata sifat itu keterusan sampai sekarang. Saya sangat takut untuk ditinggal orang orang terbaik disekitar saya, dan tidak balik lagi. Siapapun itu ๐Ÿ™‚

Lanjut, setelah saya bertemu dengan masa kecil saya, saya lalu dipertemukan dengan orang orang yang dianggap sebagai penyebab masalah hati kita. Nah, disini saya otomatis memanggil orang orang yang saat itu seakan akan menjadi musuh saya, yang menyebabkan hati saya bergejolak, namun sebetulnya mereka adalah orang orang yang saya cintai. Ya!, karena mereka juga hadir di sesi ketika mas bagia menginstruksikan untuk memanggil orang orang yang merasa mencintai saya. Karena memang pada umumnya, orang orang yang menjadi penyebab penyakit hati ini adalah orang orang yang saya cintai juga. Heu Heu.

Di sesi ini, kita disuruh berjanji untuk menyelesaikan masalah hati kita. Dihadapan semua “musuh” yang mengelilingi kita.  dan diakhiri dengan sesi Fast Breathing dan screaming. ketika Fast Breathing dimulai, semua tubuh saya ini kaku, tangan bengkok, wajah membeku. Kaki membatu. Sampai akhirnya pada sesi screaming, Semuanya keluar! Ya, benar benar keluar. Enteng, Sekaligus bikin Capek badan semuanya.

Tentang berdamai dengan diri sendiri, Dipikir-pikir kebelakang memang benar juga. Ketika kita dituntut untuk pintar dikelas, juara 1, lulus S1, S2, S3, punya gaji besar. Apa benar memang itu yang saya inginkan? Syukurlah kalau memang itu yang diinginkan.


Selama hidup, kita secara tidak sadar selalu diajak berkejar-kejaran dengan yang namanya kehidupan. Seperti balap lari. Jika kehidupan ada didepan, kita akan selalu merasa bersalah dan berjuang untuk dapat menyalipnya. Dan ketika kita sudah berhasil menyalip? Yang terjadi adalah kita akan sering kali noleh ke belakang, dan gak pernah tenang, takut disalip. Yawes ngono ae terus he he he. Pernah merasakan hal yang sama??

Ada satu suggest dari teman dekat saya, yang sedang saya terus coba untuk biasakan. “Coba berdiam, tarik nafas, hembuskan. Rasakan kemurahan tuhan untuk terus memberikan nafas, yang jarang kita perhatikan. Berdamailah dengan dirimu sendiri”.

Mau tak mau memang harus disadari, diri ini sangat terlatih untuk berada di arena balap yang gak ada garis finish nya. Sampai lupa untuk istirahat, dan melakukan pendekatan dengan yang namanya “Kehidupan” itu sendiri. Kehidupan selalu kita ajak untuk balapan, tanpa pernah kita ajak berteman / sekedar pendekatan. Pernah merasakan hal yang sama juga??


Belum, saya juga belum 100% menemukan inner peace saya, pun juga masih mengajak balapan sekali kali. Sudah waktunya juga untuk belajar mengajak “Kehidupan” keluar dari arena balap, sesekali berbincang ringan dan mengenal lebih dalam. Untuk bisa mendapatkan titik kemenangan tertinggi (Damai).

 

Tentang Insight dan Purpose Pra Acara

Di meditasi kedua kita diajak untuk menghadap kepada Tuhan. Bukannya saya menemukan jawaban atas pencerahan yang diminta. Saya malah nangis seada-adanya. Iya, saya merasa banyak salah. Terlalu banyak menuntut, tanpa sedikitpun merasa bersyukur. Disaat kita diajak untuk mencari pencerahan, saya rasa saya juga belum mendapat pencerahan. Namun yang pasti, saya waktu itu berjanji untuk selalu berusaha menghargai setiap nafas yang dia beri, setiap waktu yang diberikan, dan setiap nikmati yang tak pernah ingkar didatangkan.

Waktu disuruh menulis di lembar kedua pun, saya juga ragu sebenernya “Mosok seh iki sing dikarepno?” Tapi mengingat jawaban mas Bagia atas pertanyaan saya bahwa “Semuanya itu berproses, pertanyaan saya saja dijawab baru 3 tahun setelah saya meminta. Purpose saya juga berganti ganti selama itu. So Nikmati aja!”. So, saya akan tetap berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bersyukur, sehingga bisa menularkan positif ke orang orang yang ada di sekitar saya, dengan cara saya sendiri pastinya ๐Ÿ™‚

 

Beon Angels

About Beon Angels

Angels tercantyc sekahyangan z:*

10 Comments

  1. Sonia Cynthia Elchitian Sonia Cynthia Elchitian on 19 December 2018 at 14:55

    wagelaseh mantul, baca artikelnya jadi ada sedikit bisa membaca sharing session nya mas bagia krna ga bisa ikut, ditunggu penjelasan langsungnya king gondesii!

  2. Syahrul Munir Syahrul Munir on 12 December 2018 at 08:04

    Segala proses di masa lalu entah dirasa baik atau buruk, semua itu adalah pelajaran yang bisa kita ambil hikmanya.

    Percaya akan proses tersebut, yang membentuk kita hingga detik ini.

    ?

    • on 19 December 2018 at 07:01

      yep betul masyah. setiap peristiwa adalah pelajaran, setiap orang yang mampir juga memberi pelajaran. tinggal bagaimana kita menyadari dan memaknainya ๐Ÿ™‚

    • Ranggi Ramadhan Ranggi Ramadhan on 19 December 2018 at 09:13

      Betul banget itu bro, kalo punya opsi untuk menghapus ingatan masa lalu, gak akan gua hapus bro karena itu yang membentuk gua hari ini ๐Ÿ˜€

  3. Ranggi Ramadhan Ranggi Ramadhan on 2 December 2018 at 10:35

    Salam Damai! ๐Ÿ˜€

  4. on 30 November 2018 at 13:15

    Puji Tuhan, Semangat ya ndes!!! Mari nikmati setiap Proses dengan banyak bersyukur dari hal-hal kecil dan remeh.

    • on 19 December 2018 at 07:00

      maturnuwun sanget mbak yoloo. semoga kita selalu diberi semangat untuk menjalankan setiap proses yang diberinya

  5. Al Dinda Rachma Widyansari Al Dinda Rachma Widyansari on 30 November 2018 at 11:24

    Sippp Ndes. Selamat menikmati proses indah dari-Nya. ๐Ÿ™‚

    • on 19 December 2018 at 07:00

      terimakasih banyak mbak din, semangat untuk setiap proses yang dijalani ๐Ÿ™‚

Leave a Comment

You must be logged in to post a comment.