INSIGHT & OUTSIGHT

Apa Benar KonMari Bisa Membuat Hidup Jadi Lebih Hidup?

by Syahrul Munir

Mbak Cici (Elsi Santi)

Metode ini berfokus pada menyimpan apa yang membuat kita merasa gembira dengan melihat, menyentuh, merasakan barang tersebut. Dan membuang apa yang tidak memunculkan perasaan tersebut.

Sehingga apapun yang berada di sekitar kita membuat kita selalu merasa gembira. Menciptakan lingkungan yang lebih menyenangkan, di rumah, kamar pribadi, dan juga termasuk tempat kerja kita.

Alih-alih menambah/membeli lebih banyak barang yang akhirnya jarang kita gunakan, dengan metode ini kita dapat tahu bagaimana gaya hidup “IDEAL” yang kita inginkan.

Awal Cerita Saya Kenal KonMari

Tahu KonMari dulu disarankan untuk baca bukunya oleh Mbak Nabilah.

"Rul, kamu kayaknya cocok baca buku ini, kamu kan seneng beres-beres!" 

Kata Mbak Nabilah kurang lebih seperti itu.

Sampai suatu hari akhirnya beli buku tentang KonMari itu di salah satu toko online. Walaupun bukan buku dari penulis aslinya, Marie Kondo. Buku yang saya baca ini lebih cenderung merangkum isi dan mengemas dari buku yang dibuat Marie Kondo, agar dapat dibaca dan dicoba dengan lebih praktis.

Buku yang saya baca ini, penulisnya merupakan penggagas dari grup Konmari Indonesia (sekarang menjadi Gemar Rapi). Mbak Cici dulu juga gabung di grup yang sama, sebelum akhirnya membuat grup KonMari Lovers

Bermula dari Keresahan

Walaupun dikenal Mbak Nabilah sebagai orang yang suka beres-beres hingga diberi referensi bacaan KonMari. Saya sendiri kurang yakin, karena masih sering berantakan juga.

Di rumah yang saya tinggali, yang mana ruang tengah adalah pusat segala kegiatan berada. Menjadi HotSpot! Semua yang datang ke rumah pasti akan bermuara di sana.

Di ruang tengah, ada satu lemari besar, etalase kaca, sepeda onthel, kasur, bantal, selimut, karpet yang digulung yang di letakkan di pojok ruangan, kadang ada juga alas setrika, kursi plastik yang biasanya ada di resepsi nikahan, hingga barang-barang kerjaan Bapak.

Mungkin karena sudah terbiasa, Bapak dan Ibu jadi tidak mengacuhkan keadaan yang seperti itu.

Tapi ya masa seperti itu terus, kalau ada tamu baru nanti buru-buru dirapikan. Walaupun dirapikannya itu cuma menyingkirkan beberapa barang ke samping ruangan.

 

Pertanyaan terbesar saya kala itu, setelah baca buku tentang KonMari

"Bagaimana cara mengajak orang tua untuk menerapkan KonMari juga?" 

Keresahan yang Sama

Walaupun ada beberapa ulasan pada buku KonMari yang pertama saya beli, tentang mengajak ikut serta keluarga untuk ber-KonMari. Saya masih mencari strategi dan cara yang pas untuk menyampaikannya ke orang tua.

Akhirnya saya putuskan beli buku KonMari yang asli dari Marie Kondo di Gramedia.

Buku KonMari karya Marie Kondo

Marie Kondo sendiri ternyata punya tantangan yang sama ketika berhadapan dengan orang-orang di sekitar dia. Ketita dia sudah berhasil berapikan, ternyata yang lain tidak bisa menjaga kerapian tersebut.

Singkat cerita, Marie Kondo secara diam-diam menyembunyikan beberapa barang yang dia anggap tidak/jarang digunakan. Sampai si pemilik barang benar-benar tidak menyadari bahwa memang ada barangnya yang hilang.

Tapi, lama kelamaan perbuatan si Marie Kondo akhirnya terbongkar. Semua marah padanya, dan meminta dia untuk mengakui perbuatannya.

Marie Kondo sadar perbuatannya kali ini sudah kelewat batas, karena sudah tidak lagi menghargai privasi orang lain.

Wah, ini seperti yang saya lakukan di kantor. Karena TIDAK NYAMAN melihat barang barang yang masih bergeletakan di atas meja. Praktis saya, barang tersebut saya simpan. Sampai pemilik barang mencari-carinya.

Saya sudah klarifikasi waktu sharing session kemarin, kalau saya mengakui salah dan minta maaf 🙂

Selangkah Maju

Setelah sharing session saya bertanya langsung dan diyakinkan oleh Mbak Cici, bagaimana mengajak keluarga ikut ber-KonMari. "Mulai aja dari sendiri dulu, nanti kalau mereka yang disekitarmu juga lihat  hasilnya jadi penasaran dan akhirnya bisa tertular untuk mulai berbenah".

Action speak louder than words!

Besoknya (Sabtu, 10 November 2018) dengan sedikit teknik basa-basi building rapport ala NLP. Walaupun di awal sedikit ada perlawan, "Besok aja, kalo sudah punya rumah sendiri..", "Halah, biasanya kalo naruh kunci juga sering lupa gitu..".

Akhirnya Ibu mencetuskan satu kalimat dengan intensi positif.

"Ibuk, sebenernya juga pengen.. (ruang tengah bisa rapi)"

Setelah itu saya mulai keliling rumah, melihat beberapa barang yang sebenarnya sudah tidak pernah dipakai dan tidak berguna.

Langkah selanjutnya adalah menjadwalkan rencana berbenah, sesuai kategori seperti yang diajarkan di KonMari.

Jika kamu teryata punya masalah yang sama, kamu bisa mulai dari ciptakan desire kepada orang yang ingin kamu ajak berbenah. 

Waktu itu saya bilangnya seperti ini

Ibuk dulu ingat gak pas ruang tengah ini dipasang keramik? Nah, itu kan keliatan bersih dan rapi karena memang tidak ada banyak barang waktu itu! Apakah Ibuk pengen biar rumah ini, khususnya ruang tengah ini jadi terlihat rapi terus?

Marie Kondo Quote


Selamat Mencoba 🙂

Kamu merasa artikel ini menarik dan bermanfaat? Bagikan ke temanmu sekarang yuk!

8 Comments

  1. Al Dinda Rachma Widyansari Al Dinda Rachma Widyansari on 16 November 2018 at 09:41

    Artikelmu paling enak dibaca rull , assedaapppp

  2. Fira Aditya Fira Aditya on 16 November 2018 at 09:40

    memang meyakinkan ornag0orang disekitar buat berubah itu agak sulit, tapi salut udah mencobaa rul. Semangat untuk konmari festivalnya nanti 😀

  3. Ranggi Ramadhan Ranggi Ramadhan on 14 November 2018 at 14:31

    Konten bikinan kamu menariq sekali! kelak aku akan bisa bikin konten yang sama bagusnya

  4. on 12 November 2018 at 15:45

    Sharingnya keren sekaleeee!!

Leave a Comment

You must be logged in to post a comment.