Find your purpose with Emotional Branding

Emotion adalah kepanjangan dari energy in motion yang berarti energy yang bisa berubah. Saat kita bisa mencapai sesuatu hal kita bisa merasakan senang, ada energi kegembiraan saat itu. Tetapi akankah energi tersebut bisa tetap bertahan? Tidak Juga.
Setelah beberapa saat kemudian energi itu bisa lenyap. Ada perubahan disitu, bisa berubah menjadi biasa atau bahkan sedih. Karena sesaat kemudian diberi kabar musibah, atau rasa kurang puas misalnya.
Itulah emosi, energi yang selalu berubah. Jika kita masih dikuasai emosi, kondisi perasaan kita selalu tidak stabil. Kita tidak bisa hidup nyaman, tenang, dan seimbang. Kita selalu diombang-ambingkan perasaan.

Starts from the inside
Seperti quotes diatas, luar yang sehat, dimulai dari dalam. Untuk mengubah emosi kita dari negatif menjadi positif, kita harus memulai dari di dalam diri kita sendiri, karena yang tau diri kita adalah diri kita sendiri, dan yang bisa mengontrol diri kita adalah diri kita sendiri.
Untuk mengetahui diri kita sendiri mari kita coba terapkan segitiga keseimbangan emosi yaitu What i think, What i feel, What i am. Apa yang saya pikirkan?, Apa yang saya rasakan?, seperti apa diri saya?. JIka kita sudah bisa menjawab pertanyaan tersebut maka kita bisa mengontrol keseimbangan diri kita sendiri.
Jika emosi kita sudah bisa seimbang. Maka kita akan tahan terhadap keadaan apapun. Bahkan, kita bisa mengidentifikasi sesuatu, contoh kita mempunyai masalah, kita dapat menyikapinya dengan tenang, sehingga kita bisa memikirkan solusi untuk masalah tersebut dengan tepat.
Emotional Branding
Emotional branding menjadi seperti pasangan hidup, kita tidak bisa lepas darinya. Branding tersebut bisa memberikan identitas diri kita di hadapan orang lain, seperti contoh, kita memperlakukan mereka sebagai orang daripada pembeli, kita harus memberikan mereka pengalaman yang baik.
Menginspirasi mereka untuk memiliki impian, membantu mereka untuk mencapai impian tersebut, bantu mereka membuat feedback atau bahkan cerita tentang layanan yang kita miliki, sehingga mereka memiliki kenangan, dan akhirnya kita tumbuh menjadi bagian penting dari kehidupan sosial mereka.
Biasanya jika pengguna terikat secara emosional dengan suatu brand, dia tidak akan mencari produk pengganti. Tidak suka beradaptasi dengan sesuatu yang baru karena resiko nya sangat tinggi, bisa karena biaya, kualitas, atau bahkan pelayanan dari brand tersebut.
Mulai dari empati
Berusaha memposisikan diri menjadi orang lain. Jika kita tidak mencoba memposisikan diri kita menjadi orang lain maka kita akan sulit untuk memahami perasaan, aspirasi, dan kebutuhan dalam keadaan yang berbeda. Karena setiap orang mempunyai keadaan nya masing masing.
Setiap orang perlu memiliki empati, karena ini langkah terpenting dalam menciptakan hubungan emosional dengan pengguna.
If you care for people to whom you are designing the product, people will care for your product
Poin Utama
- Emotional branding adalah cara kita untuk peduli terhadap customer kita
- Itu harus dimulai dari diri kita
- Menyebar ke tim kita
- Berempati terhadap customer kita
- Berpikir kita adalah mereka
- Ciptakan makna hidup baru bagi customer
- Buat kisah sukses mereka dengan brand kita
Semoga bermanfaat and Have a Nice Day!