Kali ini, ijinkan saya untuk terima kasih dulu sama Beon Intermedia tercinta karena sudah menginisiasi acara super keren dan mengundang trainer yang gak kalah keren juga yaitu Mas Bagia, dari The Golden Space Indonesia untuk bisa sharing ilmunya tentang me-manage emosi yang kita semua miliki.
Emosi!
Persepsi kita, pengalaman dan lingkungan di sekitar kita sebagian besar menganggap emosi adalah sesuatu yang berkonotasi negatif. Ketika ada teman kita marah, kita reflek aja bilang “dia lagi emosi”. Padahal emosi ini ada yang positif dan ada yang negatif. Emosi sendiri itu apa sih sebenernya?
Emosi adalah Energy In Motion, yaitu energi yang bergerak dalam tubuh kita.
Dan emosi juga punya tingkatan sendiri. Kalau diilustrasikan seperti ini guys :
Dan tanpa kita sadari saat kita memiliki beragam emosi kayak gambar di atas nih, kita berusaha untuk mengontrolnya, bukan mengolahnya. Apakah ketika dikontrol emosi itu akan hilang ? BIG NO! Emosi kita tetap ada di tubuh kita dan dia mengendap dalam organ tubuh kita.
Mau olah emosi? Ya Meditasi.
Karena sejak kecil kita sekolah untuk mengasah IQ, kita lupa bahwa kita juga diberikan anugerah oleh Yang Maha Kuasa berupa EQ dan SQ yang perlu diasah juga. EQ atau emotional quotient inilah yang akan kita asah dengan cara meditasi. Sebelum kamu terus baca tulisan ini sampai selesai, yuk kita samakan dulu pengertian meditasi itu apa.
Meditasi itu gampangannya melakukan perenungan, berpikir dan throwback kejadian hari ini atau masa lampau yang menyenangkan maupun yang kurang menyenangkan. Tujuannya adalah untuk kita bisa berterimakasih pada hal-hal yang belum sempat kita syukuri serta membiarkan kita dengan rela memaafkan segala kejadian tidak menyenangkan yang telah terjadi dan menjadi takdir dalam hidup kita.
Sebetulnya saya sendiri sudah mulai mengenal meditasi mulai kelas 6 SD saat ayah saya mulai aktif ikut Reiki Tummo. Dan untuk menyiasati pikiran kita kemana mana saat meditasi, saya biasa melakukan dzikir biar pikiran dan hati kita juga bisa terhubung sama Yang Maha Segalanya.
Dengan rutin melakukan meditasi kita berharap bisa menemukan bahagia. Sehingga cita-cita mayoritas orang yang ingin “membahagiakan” orang yang dicintai bisa terwujud. Caranya? Ya dengan menemukan bahagia dari dalam diri sendiri dulu.
Ceritanya, saat melakukan meditasi kedua sama temen-temen beonic jumat lalu, saya menganggap belum menemukan tujuan dari hidup saya. Yang tervisualisasikan di pikiran saya saat setelah fast breathing dan screaming waktu itu cuma gambaran aktivitas main bareng sama kirana. Ya. Cuma itu.
Sampai akhirnya ketika saya mulai meditasi kembali untuk menemukan tujuan dalam hidup saya, saya diingatkan kembali sama Allah apa yang sudah saya lakukan hampir 4 tahun ini khususnya saat kerja di Beon. Tanpa saya sadari sebelumnya, saya selalu terlibat dalam sesuatu yang lagi hype di masyarakat dan beon memfasilitasi saya untuk bisa belajar banyak dari sana. Mulai dari tahun 2016 yang anget-angetnya muncul startup dan saya dipercaya untuk handle program 1000 Startup Digital Malang, lanjut tahun 2017 booming pengembangan UKM dan saya dipercaya lagi untuk handle program #PahlawanDigital, lanjut tahun 2018 di Indonesia mulai trend pengembangan AI dengan chatbot dan lagi-lagi saya dipercaya untuk handle chatbot member area JH. Yang semua pekerjaan ini menuntut saya untuk dapat melayani banyak orang mulai dari mahasiswa, UKM sampai pelanggan Jagoan Hosting.
Sesuatu yang harus harus dan harus saya syukuri saat ini. Dan saya mulai menyadari mungkin itu adalah “CALL” atau panggilan buat saya untuk menjalaninya dengan cinta. Dan pekerjaan yang teman-teman jalani saat ini bisa jadi merupakan Call dari Yang Maha Kuasa untuk dapat melayani banyak orang.
Kalau belum bisa mendapatkan pekerjaan yang kita cintai maka kita harus mencintai pekerjaan kita saat ini. Mencintai proses yang ditakdirkan oleh-Nya sambil terus merancang purpose dalam hidup kita misalnya, pengen jadi expert di bidang yang teman-teman geluti saat ini, pengen jadi pebisnis dengan profit ratusan juta per bulan atau bahkan sesimple pengen jadi bapak/ibu terbaik untuk anak-anak kita. Apapun doa teman-teman, insya Allah saya aamiinkan. 🙂
The good life is a process. not a state of being. It's a direction not destination - Carl Rogers.
Terima Kasih 🙂
14 Comments
Leave a Comment
You must be logged in to post a comment.
mantap mbak din, cerita yang inspiratif sekali
terus berkarya dan terus jadi mentor yang menginspirasi. yay 😀
Thank youuu vin :))
Mantab Betul! Aku juga percaya kalo kebahagiaan Selalu ada di diri sendiri bukan pada orang lain atau barang yang kita punya. Dan Anak kecil itu juga memancarkan bahagia karena bayi itu 100% bahagia dan masih penuh dengan cinta,,, Tantangannya jadi orang tua yang bisa bantu mengolah kebahagiaan Anak untuk lebih mengerti dan sadar soal bahagianya (padahal aku ga due anak tapi sok-sok an. Iloo!!) Semangat Mbak din untuk Kimar tumbuh menjadi Remaja dewasa bahagia. Hahahahahahahah
Yes angel yolo. Tetep semangat juga nyemangati semua beonic untuk tetap terus berkarya dengan cinta yes :))
Setuju! bahagia itu kita sendiri yang bikin kriteria dan kebahagiaan juga ada pada diri kita sendiri. 🙂
Semoga kirana tumbuh menjadi pribadi yang mencintai dirinya dan spread love ke orang orang sekitarnya.
Salam buat kirana yaa
Yesss mas nggi !!
Aamiin yaa Robbal ‘alamin,
Salamnya disampaikan.
Semoga Allah segera menitipkan kebahagiaan buat Rika & Mas Ranggi yaitu temen buat kirana eheeee
Berani sharing session Reiki Tummo buat beonic sama kirana :3
Belum mampu kak, reiki tummo kalo mau sharing berarti ikut retreat nya duyuuuu :3
mbak boleh ini dijadikan bahan sharing session kedepane. penting banget mbakk
Yang mana yang penting banget ndess? :O
mantul mbak, artikel ini mnginspirasi aku buat melakukan meditasi buat buang pikiran2 yg membuat jenuh dan capek karna sebelumnya juuarang bahkan ga pernah meditasi 😀
waaah terimakasih son 🙂
Mengutip jarenya PakDe Steve..
“You can’t connect the dots looking forward; you can only connect them looking backwards. So you have to trust that the dots will somehow connect in your future. You have to trust in something — your gut, destiny, life, karma, whatever. This approach has never let me down, and it has made all the difference in my life.”
~ Steve Jobs
Someday, somehow, the dots connected will make sense 🙂
Bener rul, setiap perubahan dinikmati prosesnya. Karena suatu saat kita akan bersyukur pernah melewati banyak dots dengan warna dan cerita yang berbeda 🙂