Life Goal: Plan It, Believe It, Achieve It
Mengutip Yogi Berra dalam video introduksi Jerry Acuff, “If you don’t know where you are going, you’ll end up someplace else.” ini meninggalkan sebuah tanda tanya besar; Sebenarnya kemana tujuan kita?
“Mau jadi apa si aku ini?”, mungkin sederhananya demikian. Seperti kata pepatah, “Malu bertanya sesat di jalan.” ini agaknya sulit untuk diresapi jika memang kenyataannya kita sendiri tidak punya tujuan. Artinya, akan sulit memahami bahwa diri sendiri telah kehilangan arah tujuan jika masih belum memiliki tujuan. Paradoks ini memang sangat mengganggu bagi yang menyadarinya. Kemana kita/aku/kamu setelah ini?
Target-target di masa lampau boleh jadi muncul begitu saja, mengalir bersama waktu, hanya pada akhirnya diserahkan kepada diri sendiri jika target tersebut sudah dicap ai untuk menemukan target selanjutnya. Keadaan seperti ini sering ditemui pada masa-masa transisi, maksudnya perpindahan fase kehidupan seseorang, menurut observasi dan pengalaman pribadi.
Perpindahan fase ini tidak jarang menghilangkan arah tujuan kiata, sebab tidak mungkin kita berpindah fase kalau belum sukses mencapai target besar di masa lampau, kan? Mulai terlihatlah betapa pentingnya untuk menggali target secara terus menerus dan terskala dengan baik. Perlahan-lahan kita mampatkan tujuan yang perlahan makin besar pula.
Jerry Acuff dalam videonya menyarankan untuk mengelilingi diri dengan orang orang yang mau dan mampu menyadari kehebatan kapasaitas diri sehingga kita tidak terkungkung dalam zona nyaman kita yang memiliki tendensi untuk ‘main aman’. Dorongan-dorongan mereka sangat berharga, demi memicu ambisi dan ke-sukarelawan-an kita untuk berhadapan dengan resiko dan di guyur dengan kompetisi untuk menjadi lebih hebat dari sebelumnya. Ini, menurut Jerry Acuff adalah kunci untuk mempercayai bahwa tujuan kita dapat terwujud terkabul dengan memperhatikan kenyataan. Bermimpilah setinggi langit, percayalah tujuan itu dapat dicapai, tapi realistis.