
Buku yang saya baca kali ini adalah filosofi teras, buku ini pernah dibaca dan dishare insightnya oleh syahrul. Aku coba menambahkan dan ambil dari sudut pandang menurut versiku.
Untuk mengerti dasar filosofi teras dan prakteknya dikehidupan sehari hari kamu bisa cek artikel dari syahrul :
Entah kenapa yang kurasakan setelah membaca buku ini adalah semakin percaya diri dan lebih bisa memaknai rasa syukur. Melalui buku ini dan dijelaskan juga di artikel diatas, kita diajari bahwa ada hal yang dibawah kendali dan diluar kendali kita. Fokuskan pikiran dan kegiatan yang dilakukan untuk hal-hal yang ada dikendali kita.
Contoh yang kualami adalah ketika mulai membangun pelajar.in , saat akan launch terkendala di pengisi materi coursenya cari bantuan sana sini, tapi komitmen selesainya kapan ada diluar kendaliku, yang aku lakukan pada posisi itu adalah buat course yang aku sendiri bisa untuk dibagikan ke khalayak, gak nyangka jadi yang terlaris sejauh ini dong. Jadi course terlaris itu ada diluar kendaliku, yang bisa kulakukan adalah membuat dengan semaksimal mungkin dan membaginya.
“Rasa takut, rasa bersalah, tidak percaya diri, semua itu kan kita sendiri yang mengendalikannya.”
― Dian Nafi, Matahari Mata Hati
Selain melalui tindakan, penekanan yang diajarkan sepanjang buku adalah soal “pikiran”. Satu-satunya yang bisa membuat survive, dari kondisi tersulit sekalipun. Aku belum punya pengalaman heroik berada dikondisi yang sangat-sangat sulit. Tapi kita bisa belajar dari kisah John McCain, seorang komandan angkatan laut Amerika yang melakukan misi serangan udara pengeboman ke-23 terhadap wilayah Vietnam Utara dan dia ditembak jatuh dan ditawan selama lima setengah tahun.
Meskipun melalui berbagai macam penganiayaan baik secara fisik maupun psikis, beliau tetap bisa berakal sehat dan berhasil mengurungkan niat untuk melakukan percobaan bunuh diri. Penganiayaan fisiknya gak main main lho, John McCain dipukuli setiap dua jam hingga tiga jam oleh 10 penjaga. Dalam kondisi tersebut tidak ada tindakan yang bisa dilakukan, jika melawan tidak ada bedanya dengan bunuh diri. Memang secara fisik ditahan namun masih ada yang bebas dari kondisi tersebut, yaitu pikiran. Pikiran yang bebas merdeka!
“Hidup selaras dengan Alam, dan artinya kita harus menggunakan nalar, karena nalar/rasio adalah hal yang membedakan kita dari binatang”
― Henry Manampiring, Filosofi Teras
Pada akhirnya tujuan dari filosofi teras atau paham stoisisme ini adalah hidup dalam ketenangan, bebas dari emosi negatif. Saya pribadi masih terus belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik. #salamwaras
2 Comments
Leave a Comment
You must be logged in to post a comment.
mencoba waras waktu ada masalah yang menurut kita sulit emang penuh perjuangan, makasi sharingnya mas
Sukses dengan pelajar.in nya Kak!