Melepaskan, Merelakan, dan Ikhlas dengan Komari

Saya mulai mengenal metode Konmari hampir setahun yang lalu, plus dalam beberapa bulan ini terakhir ini ada online course yang sediakan kantor, Jagoan Hosting.
Saya jadi ingat momen setahun yang lalu, ketika mulai berkenalan dengan metode Konmari.
Banyak yang didapat dari membaca buku atau melihat video tentang metode Konmari, yang paling saya ingat adalah tentang membuang barang yang tidak perlu.
Seketika itu saya langsung mengecek tentang barang-barang yang saya miliki. Ternyata saya terlalu banyak memiliki barang.
Apesnya, kebanyakan sudah saya tidak pakai lagi. Menua dan nganggur dilemari.
Saya punya ide untuk memilah barang tersebut dan memberikan kepada teman terdekat, tapi Saya tunda sampai membaca bukunya selesai.
Nah, Metode Konmari pun saya jadi bertanya-tanya pada diri sendiri, kenapa dulu kok bisa membeli barang terlalu banyak.
Selalu beli baru beli baru, dan tidak memikirkan barang lama yang sudah tidak terpakai.
Setelah memilah barang yang sudah waktunya pensiun saya langsung memberikan ke beberapa teman dekat saya.
Barang yang saya beri sebenarnya masih bagus sih hehe, terkadang masih merasa sayang juga untuk dikasih orang.
Tapi nggak masalah, saya coba untuk kuatkan hati, untuk tidak memikirkan barang itu setelah saya kasih ke teman.
Ikhlas, belajar ikhlas (sedikit-sedikit).
Barang-barang yang dilemari semakin sedikit, dampaknya pun bisa saya rasakan beberapa hari setelahnya.
Saya jadi cepat untuk memilik baju dan celana, karena pilihan cuman sedikit hehe.
Oh ya ada lagi manfaat yang saya rasakan setelah membaca Konmari. Hal ini berkaitan dengan membeli barang-barang baru.
Setiap kali saya membeli barang baru, saya langsung bergumam dalam hati “apakah barang saya beli ini bikin Saya happy? Apa saya akan pakai terus?’
Pertanyaan itu selalu muncul ketika akan membeli sesuatu, entah mulai dari yang barang kecil sampai yang besar.
Karena pertanyaan itu saya juga banyak tidak jadi beli barang hehe. Hemat
Yang semula sering membeli barang secara random. Tanpa pikir. Sekarang selalu mikir dulu.
Konmari, konmari, kok baru taunya beberapa tahun terakhir ini. Coba dari dulu kenal.
Saya mungkin bisa nabung banyak, cepat pilih baju dan nggak sering bingung.
Selain membuang barang yang nggak perlu, membeli sesuatu yang bikin happy dan diperlukan saja.
Konmari juga belajar untuk melepaskan, merelakan, dan mengiklaskan.
Selama hidup kita perlu skills ini. Karena yang kita miliki belum tentu abadi.
Semua datang dan pergi, tanpa permisi.
Melepaskan mungkin menjadi hal berat karena kita menggenggamnya terlalu erat.
Merelakan apalagi, lebih sulit, karena kita selalu berpikir berlebihan untuk setelah merelakan sesuatu.
Mengikhlaskan? Tidak semudah itu ferguso. Berat, butuh proses, tidak bisa seketika.
Tapi kalau ikhlasnya terlalu lama juga ngga baik, metode berbenah konmari lah kita mulai sedikit belajar mengikhlaskan sesuatu, sedikit demi sedikit.