Menyederhanakan Penjualan

Siapa yang pernah berpikir kalau jadi sales itu susah? Pasti mayoritas pernah berpikir demikian. Saya mencoba menanyakan alasannya ke seorang teman saya, dan seperti dugaan. “Sales itu menakutkan karena harus mencapai target penjualan”. Tak dipungkiri sih, saya pun dulu juga berpikir demikian. Akhirnya bikin terbebani dan bikin ga rilex mikir dan eksekusi. Sampai akhirnya saya mengingat kembali sebuah pernyataan dan tulisan dari pakar sales dan bisnis yang membuka sudut pandang lain tentang sales. Mau tahu apa itu?

Menyederhanakan Penjualan

Kadang sesuatu itu terasa berat itu anggapan kita sendiri. Sama kayak penjualan, selalu diasosiasikan dengan target, deadline atau closing. Padahal arti dari penjualan atau sales sebenarnya adalah aktivitas membantu orang lain dengan cara yang profesional. Jadi sebenarnya jika kita maknai lebih dalam lagi, kegiatan penjualan itu ada unsur mulianya lho..

Sayangnya memang pengertian ini tidak dipahami oleh semua tenaga penjual, sehingga beberapa penjual menjual dengan cara yang kurang nyaman buat calon pembelinya. Nah untuk rekan-rekan yang saat ini berprofesi sebagai sales atau menjalankan bisnis sendiri, coba cek rekan-rekan termasuk tipe penjual yang mana?

4 Tipe Penjual

  1. Si Penunggu Pesanan
    Tipe penjual ini tidak aktif mencari pelanggan. Mereka “menunggu bola” datang baru melayaninya
  2. Si Penjual Produk
    Tipe penjual ini sangat aktif sekali mencari pelanggan, sayangnya mereka tidak mempedulikan siapa sasarannya. Yang mereka bicarakan hanyalah tentang produk mereka.
  3. Si Pemberi Solusi
    Tipe penjual ini akan membantu pelanggan menemukan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan
  4. Si Pengumbar Janji
    Tipe penjual yang mengobral janji demi menjual produknya

Bagaimana jika rekan-rekan adalah pelanggan, tipe penjual mana yang nyaman untuk bertransaksi? Kalau saya sih nomer 3 ya 🙂

Menjadi Pemberi Solusi

Hmmm.. sekilas rasanya jadi double kerjaan ya. Harus mencarikan solusi dan mentargetk closing. Eittss tapi tunggu dulu. Faktanya pelanggan cenderung melibatkan 80% emosinya ketika memutuskan membeli sesuatu, 20% nya baru logika. Nah bagaimana kita bisa mempengaruhi emosi pelanggan? Tentu dimulai dengan membangun hubungan yang baik sampai memberikan solusi dari permasalahan mereka. Ingat, pelanggan seringkali tidak menyadari masalah yang di alami. Dan tugas seorang penjual lah untuk menggalinya, menemukan kebutuhannya, menyadarkannya lalu memberikan solusi dari masalahnya tersebut.

Menggali Masalah Pelanggan dan Menemukan Kebutuhannya

Pertama, kita kenali dulu calon pelanggan kita. Kita bisa lontarkan beberapa pertanyaan sederhana seperti apa profesinya, apa hobinya, apa kebiasaannya dan keluarganya. Kita bisa memulainya dengan pembicaraan yang ringan dan santai

Kedua, sambil diskusi ringan kita mulai analisa masalah yang mereka hadapi apa, kemudian validasikan ke mereka. Jika benar masalah itu yang mereka hadapi, maka sadarkan mereka bahwa mereka membutuhkan solusi.

Ketiga, tawarkan solusi yang bisa rekan-rekan bantu melalui product atau jasa yang tersedia.

Nah dengan begini, pelanggan akan merasa tidak di paksa untuk membeli product atau jasa yang tidak mereka butuhkan. Jika mereka akhirnya menyadari kebutuhannya, maka penawaran kita pun akan mudah diterima oleh mereka.

Mungkin memang tidak semua bisnis, product atau jasa bisa mulai ditawarkan dengan cara demikian (ada kesempatan tanya jawab atau tatap muka langsung), apalagi di dunia bisnis online yang proses pengenalan product atau jasa nya hanya melalui text saja. Namun rekan-rekan bisa mengaplikasikan kerangka kerjanya, yaitu :

  1. Kenali siapa calon pelanggan (bisa ditetapkan sendiri persona pelanggan yang dimasukkan ke channel penjualan)
  2. Sadarkan apa masalahnya dan kebutuhannya
  3. Berikan solusi

Ya, saat ini pembahasan terkait penjualan sudah sangat banyak tersedia. Bisa jadi materi diatas pun ada yang beberapa sudah pernah rekan-rekan baca atau kuasai. Tapi seperti analogi yang sering kali kita dengar, “kosongkan gelas” untuk menampung ilmu dan kearifan orang lain. Semoga tulisan saya diatas bisa memperkaya sudut pandang rekan-rekan terkait penjualan. Selling is caring 🙂

2 Comments

  1. Syahrul Munir Syahrul Munir on 11 June 2019 at 08:40

    Termasuk dalam “menjual diri” ini ya Mbak..?

  2. Sonia Cynthia Elchitian Sonia Cynthia Elchitian on 30 May 2019 at 21:10

    betul, tips2 dr mbklon diatas sering kulakukan apalagi pas chat, pelanggan tanya2 produk sekalian kupancing biar beli dan jd tag BOGEL 😀

Leave a Comment

You must be logged in to post a comment.