Kelola Emosi, Teguhkan Tujuan
Apa itu Emosi?
Banyak orang mengartikan emosi itu adalah sesuatu yang negatif, sesuatu yang berkaitan dengan amarah yang muncul dari seseorang. Sebenarnya, emosi tidaklah seperti yang orang-orang pikirkan. Menurut Santrock (2009) emosi adalah perasaan atau efek, terjadi ketika seseorang berada dalam suatu kondisi / sedang terlibat dalam interaksi penting baginya. Jadi, emosi tidak hanya perasaan yang tiba tiba muncul begitu saja melainkan emosi muncul karena adanya interaksi.
Pada keseharian, kita pasti dikelilingi oleh emosi positif (rasa senang, gembira, dan suka) dan emosi negatif (rasa seding, marah, dan kecewa). Tapi tidak ada orang yang disetiap harinya hanya dilingkupi emosi positif saja atau emosi negatif saja. Hakekatnya Tuhan menciptakan sesuatu berpasang-pasangan, ada laki-laki ada perempuan, ada kanan ada kiri, begitu pula dengan emosi, ada emosi positif dan emosi negatif.
Cara mengelola emosi
Sebelum kita bisa mengelola emosi, kita harus mengenali emosi yang kita miliki terlebih dahulu. Orang yang memiliki kemampuan untuk mengenal emosi akan memberikan nama pada emosi yang dirasakan dan bisa juga memprediksi emosi yang akan muncul dengan menyebutkan nama emosi tersebut. Sedangkan orang yang tidak dapat mengenal emosinya sendiri disebut juga buta emosi. Bradberry dan Greaves (2007) menyebutkan unsur-unsur untuk mengenal emosi itu sendiri, yaitu:
- Menyadari emosi sekaligus memerhatikan pikiran dan tanda-tanda fisik yang sedang terjadi pada saat itu juga. Misalnya detak jantung lebih cepat, ketegangan otot, bernapas pendek, atau sesak napas.
- Mampu membedakan intensitas emosi yang dirasakan.
- Mengetahui kecenderungan diri saat sedang merasakan emosi tertentu.
Meditasi awalnya adalah salah satu praktik ajaran Buddha. Tanpa disadari, ketika sering melakukan meditasi para pendeta Buddha sangat piawai melatih otak mereka. Dengan menggunakan teknologi mental yang telah berusia 2500 tahun itu –yaitu memerhatikan kerja otak sendiri– mereka mengembangkan keahlian mengendalikan mental dan menghindari lonjakan emosi, selain membuka jalan ke arah ketenangan, welas asih, dan kegembiraan.
Hubungan Emosi dengan Tujuan
Setiap manusia pada dasarnya pasti memiliki tujuan dalam hidup entah itu disadari atau tidak. Tujuan setiap orang berbeda-beda dan juga beragam. Saya pun juga memiliki tujuan saya dalam hidup. Dengan video sharing session yang sudah saya tonton, saya bisa mengerti bahwa emosi yang dimiliki setiap orang pasti tidak stabil dan itu dapat mengakibatkan kejenjangan emosi tentunya hal tersebut tidak baik. Emosi yang kita miliki bisa berdampak ke banyak hal tergantung emosi apa yang melingkupi kita saat itu. Jika emosi negatif, maka lingkungan sekitar juga akan merasakan dampak negatif dan begitu juga sebaliknya. Emosi yang tidak stabil juga membuat kita seolah tidak memiliki tujuan dalam hidup, seolah kita raga yang tidak memiliki jiwa. Sehingga, pengelolaan emosi sangat berpengaruh pada kestabilan tujuan dan membantu kita juga memiliki prinsip dalam hidup.
Untuk keadaan saya sekarang, saya ada berada pada masa transisi antara masa remaja dan dewasa yang mengakibatkan ketidakstabilan emosi sering terjadi. Namun, syukurnya banyak hal yang bisa membuat emosi stabil kembali. Kedepannya saya ingin mencoba menerapkan kondisi "love yourself" sehingga setelah saya bisa membahagiakan diri saya sendiri, saya dapat memberi dampak positif bagi sekitar dengan kestabilan emosi yang sudah saya dapatkan. Harapannya dengan kondisi seperti ini, prinsip hidup saya kedepan lebih kuat dan bisa menjadi pondasi yang kokoh untuk kehidupan saya.