“Tara Zameen Par”

Haii haiii guys..weekend kmn nih??

Sedikit cerita nih, weekend kemarin aku di rumah aja, aku nonton film yang cukup menginspirasi, Film ini berjudul Tara Zameen Par, yaa ini adalah film india mungkin ada  yang pernah nonton film ini?

 

Mungkin beberapa orang berpendapat apa sih film india paling juga cuma nyanyi-nyanyi sama joget ..eiitzzz jangan salah, coba lihat dulu deh filmnya.

Film ini mendapatkan nominasi film terbaik. film ini menceritakan tentang seorang anak kecil berusia 9 tahun yang bernama Ihsan, dia adalah anak yang mengalami disleksia. Disleksia adalah gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, atau mengeja.

Penderita disleksia akan kesulitan dalam mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan, membaca kata dengan suku kata yang sama, dan tidak bisa membedakan huruf yang hampir sama.  Hal inilah yang di alami oleh tokoh utama dalam film tersebut.

Dia  selalu mendapatkan nilai yang  jelek dan sering tidak mengerjakan PR. Karena kekurangannya  tersebut ia pun sering mendapat nilai yang buruk di sekolah sehingga para guru pun sering menghukumnya. Hampir di semua mata pelajaran nilainya selalu jelek

Akan tetapi di balik segala kekurangannya Ihsan juga memiliki keahlian yang luar biasa, dia mempunya hobi melukis, bukan sekedar melukis tetapi dia sering menghasilkan karya-karya yang sangat luar biasa mengingat usianya masih 9 tahun.

Namun sayangnya orangtuanya tidak menyadari hal itu. Ayah Ihsan adalah orang yang sangat keras, hingga suatu hari ayahnya memutuskan untuk membawa anaknya ke sebuah asrama, karena merasa tidak sanggup untuk mendidik anaknya.

Bukannya keadaan membaik, tapi kondisi anak ini semakin memburuk karena sering mendapatkan hukuman fisik di asrama. Hingga hobinya pun perlahan-lahan terkikis oleh rasa trauma dan ketakutannya.

Hingga suatu hari datanglah seorang guru baru, yaitu guru kesenian, berbeda dengan guru yang lain, guru kesenian ini mempunyai cara mengajar yang mengasyikkan bagi murid-murid. Guru tersebut melihat sesuatu yang aneh pada diri Ihsan, karena selama proses belajar berlangsung Ihsan hanya diam dan menundukkan kepala.

Guru tersebut bertanya kepada teman sebangku Ihsan tentang apa yang sebenarnya terjadi pada Ihsan, tapi belum menemukan jawaban yang tepat ,

Guru kesenian itu kemudian mencari tahu hasil pekerjaan sekolah ihsan, nilai jelek dan penuh coretan guru yang ada di buku ihsan. guru tersebut menangis melihat apa yang dialami oleh ihsan, akhirnya dia memutuskan untuk menemui orang tua ihsan.

Sesampainya di rumah ihsan, dia menjelaskan apa yang terjadi pada anak mereka, dengan menunjukkan hasil pekerjaan sekolah ihsan. namun orang tuanya masih saja menganggap bahwa anak mereka bodoh dan malas. Kemudian sang ibu memberi tahu jika ihsan mempunyai hobi melukis dan menggambar. Guru kesenian terkejut melihat hasil lukisan Ihsan, dia baru menyadari anak berusia 9 tahun bisa menghasilkan lukisan yang luar biasa.

Guru itupun kembali ke asrama dengan perasaan sedih karena ayah ihsan susah sekali diberikan penjelasan apa yang sebenarnya terjadi pada anak mereka.

Akhirnya guru tersebut memutuskan untuk berbicara kepada kepala sekolah dan memohon ijin untuk diberikan waktu tambahan untuk fokus mengajari ihsan membaca dan menulis.

Berkat ketulusan dan ketelatenan sang guru, perlahan-lahan kepercayaan diri Ihsan mulai kembali, dia sudah mau melukis, dan ihsanpun sudah mulai membaca dan menulis, nilai pelajarannya mulai membaik, bahkan dia kini lebih unggul dibandingkan teman-temannya. Ihsan pun tidak takut lagi dengan membaca dan menulis.

Hingga suatu hari sang guru mengadakan acara besar di sekolahan yakni lomba melukis yang diikuti oleh semua guru dan semua murid. guru tersebut juga mendatangkan ahli seni lukis yang sangat terkenal. Dia berharap Ihsan mulai kembali melukis dan mengembangkat bakatnya. Akhirnya sampailah pada penilaian dan pengumuman lomab oleh juri. Lukisan Ihsan dan guru tersebutlah yang menjadi pemenang dan lukisan mereka dijadikan sampul pada buku tahunan sekolah.

Guru itu menyelamatkan masa depan anak umur 9 tahun, karena kegigihan dan kesabarannya dalam mengajari Ihsan hingga dia lancar membaca dan menulis, dan yang terpenting adalah bisa mengembalikan rasa percaya diri anak tersebut.

Hal ini dilakukan karena dulunya guru tersebut juga mengalami disleksia, karena itu dia tahu apa yang dibutuhkan oleh Ihsan. Bukan dia bodoh dan malas, tapi dia tidak bisa membaca dan mengenali huruf dengan baik.

Yang bisa kita petik dari cerita dalam film ini adalah guru dan orang tua mempunyai andil yang besar untuk tumbuh kembang anak. Setiap orang tua dan guru juga perlu membiasakan diri untuk  mencari akar permasalahan yang terjadi, jangan terburu-buru menjudge seseorang karena sikapnya, pasti ada akar permasalahan yang harus dibereskan.

Jangan pernah menganggap remeh kekurangan orang lain,  karena pastinya mereka memiliki kelebihan yang belum tentu kita miliki.

Memberikan Semangat dan dukungan moril  kepada orang di sekitar kita bisa meningkatkan rasa percaya diri mereka dan bisa mengubah  pandangannnya menjadi lebih positif.

Mungkin ini juga bisa kita terapkan dilingkungan kerja. Memberikan semangat kepada rekan kerja kita, melihat segala sesuatu permasalahan dari akarnya sehingga tidak mudah menyimpulkan sesuatu dari apa yang kita lihat.

Nah..kalau teman-teman pingin tahu cerita lengkapnya langsung aja tonton filmnya.

Semoga bermanfaat 🙂

 

Kamu merasa artikel ini menarik dan bermanfaat? Bagikan ke temanmu sekarang yuk!

4 Comments

  1. Nurma Hapsari Wahyuningsih Nurma Hapsari Wahyuningsih on 3 September 2019 at 21:53

    kalo three idiots mah lewat sulthan haha, pokoknya india dan jalan ceritanya bagus pasti saya tonton, penggemar berat india wkwkwkkwk

  2. Sulthans Sulthans on 3 September 2019 at 20:59

    sekalian nonton three idiots mbak, tokoh utamae mas amer juga, pesan moral dari film india terbaik emang haha

  3. Amira Rudi Amira Rudi on 2 September 2019 at 15:38

    Nice Mbak Nurma 🙂
    Jarang nonton film india, kayake perlu bikin #PojokFilmNurma nih 😀

Leave a Comment

You must be logged in to post a comment.